Wednesday, February 23, 2011

Terlalu Kentara


Dia tiba-tiba merasa
Bahwa di sela-sela jemarimu
Kau sembunyikan sepi
Yang juga kau kurung di balik kelopak mata

Dia seolah mengerti
Bahwa di garis-garis wajahmu
Kau torehkan lingkar-lingkar rindu
Pada kembang ilalang yang sasar di padang api

Tapi dia diam saja, menerka-nerka
Tertular sepi dan rindu; terlalu kentara



*gambar dipinjam dari sini.

2 comments:

Nia Janiar said...

Kalau yang ini saya gak ngerti, Neni. Hehe.

Btw, ini akibat beli buku puisi bukan? Kalau iya, perlu saya apresiasi krn sepertinya berhasil. Tulisan2 Neni membawa angin baru untuk blog Neni. Lanjutin, Neni. Perbanyak! supaya bisa nerbitin buku puisi :)

Unknown said...

puisinya bagus bagus, punya fb ga..? boleh saya berkenalan..ini fb saya..Ilusi bintang penyendiri

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...