Sunday, July 29, 2012

Rasionalisasi


Sekotak mimpi

Bukankah ini sekotak mimpi
yang tidak pernah kau pesan
meski pernah diam-diam kau inginkan?
lalu kenapa saat ia melintas, hilir-mudik
bersama-sama dengan ketukan angin
di depan jendela kamarmu yang berkabut
kau malah sangat gelisah,
bahkan menjadi sedikit kesal:
(tanpa merasa perlu membuka jendela lebar-lebar)
kau malah berani berharap
ke jendela kamarmu ia akan diantar
dan singgah tidak sebentar.



Aku Tidak Lupa

Dengar, aku tidak lupa
mungkin takkan pernah lupa
rasa ini hanya kuarahkan ke mana suka
asal tidak mendarat di tempatmu sekarang berdiri
karena aku terlalu takut; itu akan membuatmu beranjak pergi.

Tersedak Mimpi

Ia lah gadis kecil yang kemarin itu
yang gemar meniupkan tiap-tiap harapan
pada kuntum-kuntum dandelion
di padang belakang

Di antara rimbun ilalang yang tinggi
angin bulan Juli berdesing sunyi
hangat mentari adalah saksi:
ia berdiri menikmati manisnya cuaca
menghirup sebanyak-banyak udara
lalu tersedak oleh mimpi
yang baru saja ia tiupkan dengan sangat hati-hati.




Saturday, July 28, 2012

Kupu-Kupu di Telapak Tanganku

Izinkan aku merekam sekeping kenangan manis itu, Ibu:

kau lukiskan pada telapak tanganku
seekor kupu-kupu kecil
yang bersayap lengkap
namun tak bisa mengepak

di luar, langit hampir selalu abu-abu
musim semakin dingin,
daun semua gugur,
namun hati kita musim semi

kupu-kupu kecil itu mati setelah tiga hari, Ibu
namun hangat ingatan tentangnya
masih menyengat hati hingga kini--
saat diri tak tahu lagi jalan kembali
ke hangat rumahmu yang ramai namun terasa sepi

sekarang aku mengerti, Ibu
kenapa di bawah naungan langitku kini
yang selalu biru dan bermatahari
aku gemar sekali melukis bunga-bunga kecil
di telapak-telapak tangan yang subur--
mungkin diri ini mengimpi
bunga kecil akan mengundang kupu-kupu kembali




*suatu hari, di dapur yang hangat.



Thursday, July 26, 2012

Warna Laut Hari Ini

Warna laut hari ini
serupa wajahmu kemarin itu:
biru pucat,
tampak tenang:
menimang badai yang disembunyikan


lalu diam-diam
kau kayuh rinduku yang berkabut
sejauh-jauh pandangan!


Sunday, July 01, 2012

Hujan Seminggu

Kemarin aku melihat kamu di warna pelangi
lalu mendadak rindu menyergap bagai hujan
yang memang kerap turun sejak seminggu yang lalu:
adakah musim hujan yang sama
telah pula singgah di lapang hatimu?
atau hanya aku yang gelisah sendiri
di pojok musim--bimbang menimang keinginan:
antara ingin main hujan-hujanan
tapi takut sakit dan deman di keesokan?

Selembar Daun yang Terbang ke Bulan

Ada selembar daun yang terbang ke bulan, Sayang
saat malam menggigil di bulan Desember
menyaksikan dua anak kecil bermain di taman:
sepatu mereka meninggalkan jejak yang dalam
di hamparan salju yang disimbah cahaya bulan

Ada selembar daun yang terbang ke bulan, Sayang
tidakkah kau lihat bayangannya melambai-lambaikan perpisahan?
tidakkah kau dengar suaranya yang kian lama kian mirip igauan?

Ada selembar daun yang terbang ke bulan, Sayang
ada kisah yang dijejalkan ke dalam kotak kenangan



Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...