Thursday, August 15, 2013

Review N-Ach Project

Well, ini mungkin agak terlambat. Berhubung kemarin libur Lebaran saya pulang tanpa bawa laptop dan hanya modal smartphone yang kurang asyik untuk ketik panjang, jadi baru bisa me-review project untuk diri sendiri kemarin.

N-Ach Project digadangkan selama 2 minggu, dari total waktu yang ditentukan ada 3 kali saya alpa posting. Jadi, bisa dibilang proyek ini gagal (jika dilihat dari konsistensi terhadap janji). Tapi, untuk hal lain, misal dalam hal niat atau usaha untuk memenuhi target, hasilnya tidak terlalu buruk. Saya jadi lumayan produktif atau terpaksa produktif demi memenuhi janji pada diri sendiri. 

Nah, dalam hal kualitas tulisan... oke saya mengaku, beberapa tulisan lahir karena dipaksa. Dan yang namanya terpaksa, kadang hasilnya ya maksa. Beberapa tulisan hadir sekedar hadir sebagai penggugur kewajiban. Tanpa ruh, tanpa isi. Tapi untungnya tidak semua tulisan. Semoga, hehehe.... 

Beberapa tulisan panjang memang terkesan sangat personal dan berani. Berani dalam artian saya mengungkapkan perasaan di media publik seberani itu. Terus terang untuk orang yang melankolis dan tertutup seperti saya (melabeli diri sendiri), hal tersebut kadang memalukan. Makanya saya lebih suka menulis puisi karena tidak harus gamblang menggambarkan keadaan. Tapi tetap saja, emosi dari tulisan bisa terbaca oleh orang lain--meski bisa saja mereka salah interpretasi. 

Dan mungkin tulisan personal seperti itu, bagi sebagian orang, memalukan dan tidak penting. Karena katanya, hal-hal pribadi hendaknya tidak dibagi apalagi di publikasi. Entahlah. 

Mungkin ini ada pengaruh dari bacaan yang saya baca belakangan, intinya tentang mengakui perasaan sendiri, mengenalinya, dan menerima. Saya jadi lebih santai membuka diri, menyatakan emosi. Saya tidak tahu apakah pemahaman saya akibat membaca bacaan tersebut yang kemudian turut mempengaruhi kondisi psikologi saya ada dalam kadar dan aplikasi yang benar, tapi yang pasti saya lebih nyaman. Nyaman terhadap adanya diri saya sebagai pribadi--seada-adanya saya. 

N-Ach project: A desire to be effective or challenged sangat membantu saya untuk kembali produktif nge-blog. Sejak Agustus tahun 2012 lalu, blog ini nyaris tidak diisi. Pemiliknya mengalami disorientasi atau tiba-tiba lupa bagaimana cara menulis puisi. Cerpen apalagi---entah sejak kapan saya kehilangan kemampuan menulis fiksi. 

Dipikir-pikir, tulisan review ini berubah jadi curcol. Penyakit deh! Hehehee... 

Intinya, project kemarin ini yang membawa saya kembali "berpikir" untuk membuat blog lilalily yang tahun ini berusia 5 tahun tetap "bersuara". Dan proses kreatif dalam menulis blog pribadi seharusnya menjadi kegiatan menyenangkan, karena kontennya tidak harus yang berat, tapi lebih personal dan dekat. Kadang-kadang, kegiatan menulis terhambat karena merasa takut tulisan yang dibagi tidak penting. Padahal, selama tidak menyalahi hak asasi atau melukai orang lain, apa salahnya? Toh, judulnya juga blog pribadi. -->> (Ini lebih merupakan pesan untuk diri sendiri, hehhee... !)

Happy blogging... :)







Wednesday, August 14, 2013

Bandung, Here I Come

Di tangan kanan bergantung tas warna pink berisi penuh pakaian, sementara di tangan kiri ada tas berwarna maroon campur krem berisi penuh oleh-oleh; saya siap berangkat ke Bandung. Tak lupa, tas kecil cokelat diselempangkan di bahu.

Papah saya yang mengantar ke tempat angkot warna kuning ngetem, tujuan Bakauheni. Saya duduk di depan, di samping supir yang sibuk menyetir. Perjalanan terasa garing hingga sampai didaerah Blambangan, seorang lelaki dengan logat Lampung yang kental yang ternyata teman si supir ikut naik. Nah, sejak laki-laki ini naik, ia duduk di belakang supir dan tak henti bicara. Bicara dengan bahasa Lampung. Setidaknya ada suara yang mengusik telinga. Musik di mobil tidak dihidupkan, dan ini menjadi masalah bagi pria Lampung yang satu itu. "Adu kelot mawat penumpang, musik mak diukhion muneh...," ujarnya. Sang supir menjawab santai tapi tidak mengikuti permintaannya yang ingin musik di mobil diperdengarkan.

Banyak yang mereka bicarakan sepanjang perjalanan, apalagi saat mobil harus terpaksa menyusul penumpang langsung ke rumah mereka. Ada-ada saja celetukan lelaki tersebut yang mengundang senyum. Si supir bahkan bilang (dalam bahasa Lampung), "Ga kebayang saya kalo kamu tua nanti cerewetnya kayak apa." Si laki-laki malah tertawa dan tetap banyak bicara. Sampai akhirnya dia membuat saya dan beberapa penumpang terbahak. Duh, susah payah saya nahan diri untuk berhenti tertawa. 


Ceritanya ada seorang ibu yang naik angkot ini, diantar oleh seorang perempuan dan anak kecil. Begitu si ibu naik, si anak nangis sambil lari menjauh. Dan ini adalah jalan trans sumatra yang banyak mobil ngebut. Saya sempet khawatir juga liat tuh anak kalau-kalau lari ke tengah jalan. Terlebih lagi perempuan yang bersama si anak. Dia lari mengejar tapi ragu karena mungkin takut justru membuat si anak lari lebih jauh. 

Melihat hal tersebut, laki-laki cerewet tak tinggal diam. Dengan logat Lampung yang kental dia berseru, "Jangan bunuh diriii, kamu... susah buatnya...." 

Saya dan beberapa penumpang kontan terbahak. Untungnya si anak sudah digandeng perempuan yang bersamanya. Tapi tak cukup berkata begitu, lelaki cerewet ini menambahkan, "Udah jangan nangis, mak kamu mau berangkat dulu."


Kok ya kepikiran bicara dengan nada bercanda begitu sama anak kecil saat orang lain khawatir liat tuh anak lari-lari sambil nangis di pinggir jalan raya.


Hehehee begitu ceritanya. Saya mengetik postingan ini di kapal ferri Dharma Kencana IX, di depan ada live musik oleh biduan bergaun mini warna fuschia dengan ikat pinggang besar warna hitam yang bagi saya dipasang ketinggian (di atas pinggang). Well, mungkin memang model pakaiannya seperti itu kali ya. Untung suaranya lumayan jadi ga mengganggu telinga.

Demikian cerita perjalanan yang biasa saja ini. Neni melaporkan dari Selat Sunda... :)


P.S: Kapal sebentar lagi sandar di Pelabuhan Merak. Arus balik ramai lancar. Penumpang kapal masih ramai tapi tidak terlalu padat.


Tuesday, August 06, 2013

N-Ach #12: Tentang E-Book

Ssssstttt....Saya sedang menyelesaikan sebuah bacaan. Dari sebuah e-book. Tapi isinya gas bisa saya ceritakan semua di sini. Yang pasti setelah saya membaca petunjuk di buku tersebut dan lalu belajar menerapkan ilmunya, percaya atau tidak.... it works!

Kadang-kadang kita memang perlu belajar dari pengalaman orang lain untuk lebih bisa memahami keadaan yang  sedang kita hadapi. Atau kadang-kadang kita lebih bisa memaknai sesuatu setelah kita mengetahuinya dari kacamata orang lain.

Hasil yang saya peroleh memang belum maksimal. Jalan masih panjang. Tapi dengan adanya buku ini perjalanan jadi lebih mudah dan menyenangkan! :)

Doakan saya agar berhasil dan selamat sampai tujuan....

Monday, August 05, 2013

N-Ach #11: Di Lengkung Hati


Karena pelangi yang melengkung busur
di ujung cakrawala sore itu
selalu tahu:
ada mejikuhibiniu
di lengkung hatimu




N-Ach #10: Jatuh

Jika pun suatu hari nanti
takdir tidak berpihak pada kita,
aku tegaskan dari sekarang:
ya, aku pernah sangat jatuh cinta padamu
dan sungguh tak ingin menyesalinya--
pengalaman jatuh yang satu itu.

Saturday, August 03, 2013

N-Ach #9: Ragu di Ruang Tunggu

Ada ragu yang menunggu
di ruang tunggu
tak perlu kau jemput ia
atau kau tanya mengapa;
ia hanya duduk sementara di sana
sebelum waktu mengajaknya bicara
tentang apa yang kini masih rahasia

Thursday, August 01, 2013

N-Ach #8: You Are What You Think!

Well, saya absen posting lagi kemarin, hehehe.... Tapi maaf kan saya, hari ini saya akan posting tentang suatu hal yang baik untuk kita semua. 


You are what you think!--adalah motto yang sering saya pakai ketika harus menulis kolom motto di personal data FB misalnya, di formulir-formulir pendaftaran yang meminta menuliskan motto.

Kenapa? Karena saya adalah tipe orang yang kadang lebih memilih memikirkan dampak negatif dari suatu aksi atau kejadian dari pada berpikir positif. Karena saya tipe orang yang berhati-hati--takut melakukan kesalahan. Dan selain itu, hal ini muncul sepertinya akibat rasa kurang PD yang ada pada saya. Jangan ditiru. 

Saya sungguh berjuang untuk jadi orang yang lebih positif atau setidaknya PD. Kasian ya? Saat orang lain bisa berjalan dengan nyaman dengan segala yang ada di dirinya, saya (apalagi saya yang dulu) kesulitan berpikir bagaimana caranya berjalan di depan orang lain agar tampak nyaman, karena saya tidak nyaman. 

Sekarang sudah berkurang. Tapi kadang-kadang, ketika ada di lingkungan baru yang saya kurang nyaman, penyakit ini mucul. 

Hanya jangan aneh jika suatu waktu melihat saya sangat bersemangat atau PD. Itu berarti saya sedang sangat nyaman, baik dengan diri saya, lingkungan, orang-orang di sekitar saya. Well, memang kenyamanan harus kita sendiri yang menciptakan. Mengingat motto ini adalah salah satu bentuk usaha nyata untuk itu. 

Saya mengingat-ingat motto itu agar menjadi semacam pengingat diri bahwa mind over body! Saya sudah membuktikannya beberapa kali. Bahwa kekuatan pikiran bisa membantu kita mengubah atau menguasai keadaan. Misal, saat sedih, katakan pada diri sendiri bahwa kalian bahagia dengan sungguh-sungguh dan mempercayai perkataan itu, maka kalian pun akan seketika merasa bahagia atau paling tidak lebih rileks. Teorinya memang semudah itu, dan memang mudah dan tidak ada salahnya dicoba sesekali. 

Nah, hari ini saya mendapat email dari sebuah program energy healing. Saya berlangganan email mereka tapi tidak pernah terlibat. Email-emailnya hanya saya buka saja agar semua terbaca tanpa saya membaca kontennya. Tapi hari ini, email tersebut berkata bahwa saya tidak pernah memberi komentar apapun tentang email yang mereka kirim dan mereka memberi saya apa yang berjudul 3-Day Fear Cleanse

Setelah saya baca, konsepnya sama dengan apa yang diusung oleh motto saya tersebut di atas. Berikut langkah-langkahnya langsung saya copas (tapi ada yang dikurang-kurangin):

3-Day Fear Cleanse

First thing: Make sure you do this in the evening, preferably before bed - because what we're going to do here is reflect on the day that just went by. Find a quiet place with no distractions. Maybe you could sit in your bedroom for a while. Get seated comfortably. Take 3 deep breaths, try and clear your mind.


Step 1
Think of a moment in the day where you feel a subconscious fear may have been blocking your abundance. Maybe it was a conversation you had at work. Maybe it was when you were buying something in a store. Maybe it was just a random thought you had that made you feel poor or unworthy.

Write down the feeling you were experiencing in that moment. 
For example: I didn't call back that potential client because I figured he wouldn't like me anyway. Or, I was nervous to check my bank account because I was afraid there wouldn't be enough money in it.

Step 2
Create a Target Statement, which you do by first rephrasing your earlier statement.
For example, if your earlier statement was: I was nervous to check my bank account because I was afraid there wouldn't be enough money in it...

Then you would rephrase it to: Even though I'm nervous to check my bank account because I'm afraid there won't be enough money in it, I deeply and profoundly love and accept myself anyway.

Step 3
Tap on it. Start Tapping on the meridian points on your face and body while focusing on the emotional resistance to access and eliminate the emotional or energetic resistance that is blocking you.

Step 4
Convert the negative target statement into a positive one, and start Tapping again.
Using the earlier example, the negative statement was: I was nervous to check my bank account because I was afraid there wouldn't be enough money in it...

And when you convert that into a positive statement, it would be: I'm confident to check my bank account and my finances, because I am abundant and I have more than enough.

Start Tapping on this statement, and while you're doing it add other positive uplifting affirmations and suggestions that will help raise your vibrations and get you into a receptive energetic state.
Sample Positive affirmations:
I am financially abundant.
I am confident about my finances.
I manifest wealth every day.

If you find yourself annoyed or frustrated with these statements, or if they don't yet feel real, this is likely because the subconscious fear is still lodged in your energetic core - which means you need to again Tap on the earlier negative statements.

I hope you enjoyed that exercise! If you want to make Tapping a daily habit and be more aware of the fears holding you back, remember to commit to the 3-Day Fear Cleanse. Just do this exercise once every evening for at least 3 days, and see how much more mindful and conscious it makes you feel about your thoughts, your fears and your actions. 

***


Untuk gampangnya, berikut form pelatihan sistem ini dan keterangan apa yang dimaksud dengan tapping dalam hal ini dan dimana letak titik yang yang harus di-tapping



Coba deh dan buktikan bagaiman metode ini bekerja untuk kalian. Kalau tidak cocok, ya jangan dipaksakan. Tapi jangan juga dihina, metode ini berhasil untuk banyak orang. 
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...