Saturday, July 28, 2012

Kupu-Kupu di Telapak Tanganku

Izinkan aku merekam sekeping kenangan manis itu, Ibu:

kau lukiskan pada telapak tanganku
seekor kupu-kupu kecil
yang bersayap lengkap
namun tak bisa mengepak

di luar, langit hampir selalu abu-abu
musim semakin dingin,
daun semua gugur,
namun hati kita musim semi

kupu-kupu kecil itu mati setelah tiga hari, Ibu
namun hangat ingatan tentangnya
masih menyengat hati hingga kini--
saat diri tak tahu lagi jalan kembali
ke hangat rumahmu yang ramai namun terasa sepi

sekarang aku mengerti, Ibu
kenapa di bawah naungan langitku kini
yang selalu biru dan bermatahari
aku gemar sekali melukis bunga-bunga kecil
di telapak-telapak tangan yang subur--
mungkin diri ini mengimpi
bunga kecil akan mengundang kupu-kupu kembali




*suatu hari, di dapur yang hangat.



2 comments:

salamatahari said...

Gue suka, deh, Nen, puisi yang ini, manis banget =)

Neni said...

makasih, Dea... Selamat hari keseimbangan...:)

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...