Saat kali pertama melihatnya saya langsung suka. Sederhana. Pepatah yang mengatakan bahwa keindahan terletak pada kesederhaan sungguh tepat disandangnya. Tapi sejak awal melihatnya, saya juga tahu bahwa ia tak bisa sembarangan saya pakai. Modelnya jelas tidak sesuai dengan karakter saya, dan karenanya kurang nyaman untuk dipakai kemana suka.
Saya menanyakan harganya: cukup terjangkau meski tidak juga bisa dikatakan murah. Saya pun diserang bimbang tentang apakah akan membelinya atau tidak usah saja. Lama saya pikirkan, hingga akhirnya saya memutuskan untuk tidak membelinya. Bukankah kita sebaiknya membeli apa yang kita butuhkan, yang akan bermanfaat dan berdaya guna.
Saya pergi meninggalkan toko dengan berat hati sebab saya telanjur suka, bahkan jatuh cinta!
Malam harinya saya merasa kacau. Tak bisa tidur. Tak tenang. Tak sabar agar matahari segera bersinar dan pagi cepat menjelang. Saya takut kehilangan. Saya tak rela jika baju tersebut telanjur dibeli orang. Tampaknya baju ini pun tidak pasaran, kemungkinan besar hanya satu-satunya. Aduh, pikiran tentang ini makin memperparah keadaan.
Akhirnya, setelah malam yang terasa lebih panjang dari biasanya, pagi pun datang. Saya kembali ke toko kemarin. Ia masih di sana. Saya langsung menebusnya. Hati lega luar biasa.
Setiba di rumah, saya memakainya--tepatnya mencobanya. (Saya bahkan tidak tahu apakah ukurannya sesuai dengan saya). Saya suka warnanya, modelnya, motif bunga-bunga sulurnya yang manis dan minimalis. Semua. Semua saya suka. Tapi tetap saja, kenyataannya adalah bahwa modelnya tidak sesuai dengan karakter saya, maka tak bisa saya pakai kapan saja.
Sampai hari ini, setelah bertahun-tahun, baju cantik hanya tersimpan rapi di lemari. Menunggu saat yang tepat dan nyaman untuk dipakai, yang entah kapan akan tiba.
Sementara bunga-bunga sulurnya mulai pudar dimakan usia.
Ia memang tidak bermanfaat sebagaimana seharusnya. Tapi bagi saya tak mengapa; memilikinya adalah yang terutama!
--Semoga ia tak merasa sia-sia.
Happy Holidays – Some Gifts for You
2 days ago
0 comments:
Post a Comment