Malam ini, seperti malam-malam sebelumnya dalam beberapa bulan terakhir, saya terbangun. Jika tidak pada (sekitar) pukul 23.00, maka saya akan terbangun pada pukul 03.00. Entah karena latah atau mati gaya, biasanya saya akan mengambil HP, membuka Facebook, atau mengecek email, dsb. Setelah itu, saya akan bisa tidur lagi. Tapi malam ini, saya ingin terjaga. Mungkin sampai sahur tiba, sahur di hari pertama puasa. Sambil mengulang dan mengingat-ingat detail mimpi yang membangunkan saya. Mimpi yang absurd, tapi sepintas merefleksikan apa yang tengah saya risaukan.
Seminggu terakhir, saya merasa penyakit lama waktu SMA kambuh: suka melamun dan merasa biru untuk alasan yang tidak jelas. Tidak jelas karena saya tidak berusaha memperjelas atau mengakui alasan yang melatarbelakangi nya; ini saya tahu. Padahal, beberapa minggu sebelumnya saya merasa begitu ceria dan percaya bahwa saya adalah seorang periang. Dan saya berbangga karenanya. Tapi belakangan, saya seolah lupa bagaimana caranya menjadi riang. Segala kata-kata bijak atau "quotes" yang biasanya bisa menyulut semangat tidak bisa membantu. Saya menolaknya. Saya sepertinya tengah menikmati ini: merasakan kesedihan. Ijinkan saya.
Saya baru ingat, rasanya sudah lama sekali tidak merasakan pergantian emosi senang dan sedih sejelas sekarang ini. Rutinitas kerja yang menyita waktu dan pikiran serta (secara tidak langsung) membatasi saya dari bersinggungan dengan "kehidupan lain", membuat saya baal rasa. Datar. Kadang ini terasa nyaman. Tapi tak jarang membuat saya merasa kesepian.
Merasakan kesedihan tidak bisa dibilang nyaman dan tidak juga membebaskan saya dari merasa sepi. Tapi paling tidak, ini membuat saya tahu saya tidak sendirian. Saya kembali bersinggungan dengan "kehidupan lain" dan kembali merasakan emosi lain yang ternyata saya rindukan.
Merry Christmas to All
4 hours ago
2 comments:
Ada temen gue yg pernah sms gini :
"Enjoy savor all the bitter. Don't deny. It gonna be easier for us to walk on ..."
Kadang-kadang kesedihan itu emang perlu dikenalin secara deket juga, kok, Nen. Dan kenal kesedihan rasanya suka lebih nyaman daripada nyangkal dan nebak2 sebenernya sedih "makhluk" yg kayak apa ... hehehe ...
Selamat bermellow ria dan met bulan Ramadhan, ya ... ^_^
Hehe, kita sekarang berada di dunia lain rupanya.
Emosi lain yang saya rindukan ...
Hmm...
Post a Comment