Monday, July 29, 2013

N-Ach #6: Esensi Menerima

Sebelumnya saya ingin mengaku, kemarin saya tidak bisa memenuhi janji pada diri sendiri untuk posting blog tiap hari berturut-turut selama 2 minggu. Alasannya saya kecapean karena event di hari Sabtu dan kemarin saya habiskan waktu hampir di kasur seharian--tidur dan menikmati rasa pegal di sekujur badan. 

Tapi saya tidak merasa saya telah gagal. Saya memaafkan diri saya untuk ini, semoga tidak terulang lagi. :)


Ya sudah, hari ini saya ingin curhat. Boleh ya? Kalau tidak suka tentang tema ini, jangan lanjutkan membaca. Karena ini akan sangat personal; sebagian orang mungkin tidak nyaman dengannya. Mungkin. 

Hari ini saya ingin cerita tentang apa yang tengah saya rasakan beberapa hari belakangan. Saya merasa lega. Nyaman dengan diri saya dan kenyataan yang ada pada saya. Dan perasaan seperti ini sungguh menyenangkan. Tidak ada tuntutan, tidak ada ultimatum, tidak ada usaha yang muluk-muluk, tidak ada drama, sedih dan rasa takut lagi--yang ada hanya perasaan tenang dan menerima. 

Saya menerima bahwa tidak semua hal bisa berjalan sesuai keinginan saya. Tidak semua hal bisa saya raih. Tidak selamanya saya bisa mendapatkan segala yang saya inginkan. Meski begitu saya masih bisa tetap hidup dan bahagia. :)

Satu tahapan kehidupan sudah saya lewati--tahapan yang membuat saya menjadi orang lain tanpa saya sadari, menyangkal batasan yang selama ini saya pegang hanya karena merasa mungkin hal itu bisa mengubah keadaan, menginginkan impian yang  sebenarnya bukan impian saya sendiri, memaksakan diri berjuang untuk hal yang sepertinya tidak butuh diperjuangkan lagi; menjadi lemah dan kecil hati.

Cukup untuk semua itu.

Saya kini sampai pada keadaan saya yang apa adanya saya: yang tidak perlu lagi merasa takut kehilangan (karena saya sudah menerima bahwa saya tidak pernah memiliki); tidak perlu merasa terhina karena penolakan sebab saya sudah berhenti meminta; tidak perlu lagi mempertanyakan banyak hal karena saya sudah menerima kenyataan yang ada di depan mata; tidak perlu lagi berharap dan lalu kecewa sendiri; tidak perlu menyalahkan orang lain karena orang lain pun punya alasan dan motif sendiri atas tindakan mereka dan itu bukan urusan saya; tidak perlu juga merasa menyesal atas semua kesalahan yang pernah saya lakukan. 

Saya menerima semuanya (dan semoga bisa mengambil banyak pelajaran).



Untuk sampai pada tahap ini, memang tidak mudah saudara-saudara. Waktu memang punya cara sendiri untuk menunjukkan pada kita apa yang benar-benar penting atau tidak, termasuk juga untuk mengobati banyak hal. 



0 comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...