Saturday, June 28, 2014

Seminggu Bersama Caca dan Lala

Seminggu belakangan, sejak hubby terbang ke pulau nun jauh di sana, ada dua keponakan yang menginap di rumah sini. Ada Caca (10 thn) dan Lala (7 tahun).

Meski mereka lebih banyak sibuk main game di Ipad pamannya (hubbyku--red.) atau di HP saya, kehadiran dua bocah yang sedang libur sekolah ini membuat ramai rumah. Ada saja tingkah atau celotehan mereka yang membuat tertawa, terheran-heran, takjub, juga termasuk kesal. Tapi, kesan tersebut yang membuat hari-hari belakangan jadi lebih 'kaya'--kaya dalam hal emosi, cerita dan lainnya. 

Saat bangun pagi, hal pertama yang mereka cari adalah Ipad, dan sebelum tidur hal terakhir yang mereka lakukan adalah men-charge Ipad agar bisa langsung dipakai esok paginya. Sarapan Ipad. Bisa dibilang mereka hanya berhenti ketika harus makan, mandi atau ketika Nyai (panggilan untuk nenek mereka a.k.a mama mertua) mereka melarang. Saat Caca yang pegang Ipad, Lala akan pegang dan main game di HP saya dan sebaliknya. 

Meski hampir seharian mereka sibuk dengan game masing-masing, mereka tak pernah membiarkan saya berlama-lama sendiri. Terlebih lagi Lala. Setiap saya masuk kamar, bisa dipastikan tak lama ia akan masuk dan menyapa. Sambil membawa Ipad ia akan berbaring main game di dekat saya. Pernah pagi-pagi sekali, ditengah kesibukan main game, tiba-tiba ia mencium kening saya. Tanpa rasa berdosa. Saat saya memandanginya, ia hanya tertawa malu. Kadang saya menggodanya, "Siapa yang sayang aunty?" Lalu Lala dengan cepat menjawab, "Nggak ada."

Pernah juga suatu kali ia masuk (tanpa Ipad di tangan sebab dipakai oleh Caca), hanya untuk bertanya "Aunty kok ga keluar-keluar kamar?" Atau beberapa kali, ia sekedar datang memeluk atau ragu-ragu menciumi pipi aunty-nya yang sibuk dengan HP.

Bahkan ketika di depan TV; saat Ipad di tangan Caca, dapat dipastikan Lala akan nempel pada saya; memeluk lengan saya atau kadang-kadang melotot pada saya saat saya menasehati ia, misal saat saya menyuruh mandi atau makan atau melarang ini itu. Kami juga pernah adu melotot tapi sambil tertawa-tawa. Pokoknya kalau aunty-nya tampak diam, Lala tidak akan tinggal diam. Dengan caranya sendiri ia berusaha 'ada' untuk saya. Saya merasa disayang.

Lain Lala, lain Caca... Caca lebih sering membuat saya takjub dengan pertanyaan-pertanyaannya. Pernah dia bertanya, "Aunty, emang kalau cokelat diliatin aja bisa abis ya?" Hahahah.... Bagaimana cerita cokelat dipelototin bisa abis?

***

Sebagai orang dewasa (ceileehh...), saya prihatin dan merasa bersalah melihat mereka sibuk dengan game. Saya mengadili diri saya sendiri "Aunty macam apa saya ini, ga bisa mengajak mereka melakukan sesuatu yang bisa mengalihkan mereka dari game."

Dengan pendekatan pelan-pelan, saya berhasil mengalihkan mereka. Meski tak banyak pengalihan yang saya lakukan, paling tidak porsi main game mereka berkurang. Hari Selasa kemarin (24/6), kami melakukan ritual menulis bersama. Saya tidak menyangka dengan kemampuan mereka menulis, terlebih Caca. Ia bahkan menulis cerpen utuh hanya dalam waktu sekira 15 menit.

Konsepnya sama dengan klub nulis yang saya ikuti; pertama akan ada tema yang diundi, setiap orang mendapat satu tema dan harus menulis dengan tema tersebut selama waktu yang ditentukan, lalu akhirnya setiap orang akan membacakan masing-masing tulisan karyanya.

Lala yang tadinya malu-malu dan ogah-ogahan jadi ketagihan menulis. Aunty-nya sudah bosan dan ngantuk, ia masih semangat ingin nulis lagi. Saya akan ceritakan karya mereka dan apa yang saya pelajari dari mereka, khususnya tentang menulis, di tulisan terpisah.

Kami juga membaca buku bersama. Caca menghabiskan novel tebal Sundea, berjudul "Dunia Adin" dalam 2 hari. Woww... Aunty aja butuh waktu berminggu-minggu. Kalau Lala ini manja, dia nggak mau baca sendiri. Saya pun membacakannya cerita dari "Salamatahari". Saya minta ia memilih sendiri cerita mana yang ingin dia dengar dengan melihat daftar judul-judul. Sejak itu, besoknya ketika akan tidur, dia akan bilang, "Salamatahari...." sambil menyodorkan buku kecil yang tadinya hanya dimain-mainkan pita kuningnya. Saya akan membacakan 2 atau 3 cerita, lalu ia pun tidur.

Kadang ia masih mengganggu saya, saat saya sibuk menerima telpon pamannya atau bbman dengan teman. Jadi dia yang balik nyuruh tidur, ya usap-usap pipi atau pencet-pencet hidung saya, sambil curi-curi cium pipi malu-malu. 

Pernah ia bilang sambil mencet hidung, "si pesek..."
"Siapa yang pesek?" tanya saya.
"Aunty..."
"Emang  Lala mancung?"
"Enggak...hehehehe..."
Saya pun terbahak mendengarnya. 

Pernah saya suruh ia lekas tidur sementara saya sibuk bbman, dia bilang: "Enggak. Saya nggak mau tidur. Saya belum siap."

Ealaaahhh....apaaa kali? hahaa....

Kami juga sempat bikin kue bersama. Mereka ingin sekali bikin cupcakes, tapi sayang saya belum bisa merealisasikan. Awalnya karena tulisan Caca yang bertema tentang cupcakes. Saya menjadikan cupcakes sebagai tema karena mereka suka main game cupcakes. Di akhir tulisan, Caca bilang belum pernah makan cupcakes. Lalu tercetus dari saya, "Mau bikin nggak? Tar kita bikin."

Dan sodara-sodara, jangan pernah menjanjikan apapun pada anak-anak karena mereka akan ingat dan menagih janji. Karena bahannya susah kayaknya, saya tawarkan bikin kue kering, mereka juga excited. Tapi sayang alatnya nggak ada. Lalu Lala meminta, "Bikin kue bolu aja, Aunty. Pake keju dan susu." Jadilah bikin bolu tapi bolu gula merah dengan sedikit keju, hahahaa....

Mereka saya beri tugas, Lala parut keju, Caca ngayak tepung, dll. Di tengah proses bikin kue, yang marut keju nyerah karena kejunya susah diparut dan beralih jadi seksi dokumentasi, motretin aunty dan kakaknya.

Pernah kami nonton Aksi Junior Indosiar, dimana ada penceramah cilik bernama Asep. Nah, selama Asep ceramah, Lala sibuk mukul-mukulin bantal kursi ke mukanya atau dilempar-tangkap beberapa kali. Saya sempat melarang karena debunya keluar semua nantinya. Saya nggak mikir aneh-aneh tentang sikap Lala.

Lalu tiba-tiba, Caca nyeletuk begini: "Kenapa sih, La kamu La? Orang lain yang ceramah kok kamu yang malu."

Mendengarnya, saya terbahak. Saya pun ikut-ikutan menggoda Lala, "Oooh...jadi Lala suka Asep ya?" Tentu saja pertanyaan ini langsung disangkal mentah-mentah sambil melotot-melotot ga jelas.

Kami juga main game Tebak Gambar bersama. Game ini kadang-kadang bikin bingung. Kalau udah bingung gamenya dialihkan ke game lain, nanti dibuka lagi, dibahas dan didiskusikan bareng-bareng jawabannya. Setelah diendapkan, sering bisa kejawab deh.

Dan masih banyak lagi 'keajaiban' mereka yang meramaikan suasana dan hari-hari saya, khususnya seminggu ini.


Tadi siang mereka pulang. Dan rumah langsung sepi. :(




NB:
Saya ingin mengingat momen bersama mereka karena itu saya menuliskannya. 



0 comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...