Tiba-tiba saja pikiran tentang ini merayapi dinding benak.
Kita mengenal konsep awal dan akhir. Sebab yang mengawali sesuatu akan berakibat sebuah akhir. Yang hidup pada akhirnya akan mati. Yang muda pasti akan tua. Yang tadinya suka atau cinta bisa saja berubah bosan dan berhenti samasekali mencinta.
Pada titik tersebut: hidup, muda, dan cinta menemukan ajalnya ketika sampai pada mati, tua, dan tak lagi cinta atau benci.
Tapi benarkah semua sungguhan berakhir? Sementara kita kerap mendengar bahkan mengimani konsep tentang adanya kehidupan setelah mati. Yang tua akan digantikan yang lebih muda. Bahkan, saat kita berhenti mencintai sesuatu atau seseorang, seringkali kita akan segera menemukan objek baru untuk dilimpahi cinta. Nah, jika sudah begini, bukankah yang semula adalah akhir justru menjadi titik tolak lahirnya sebuah awal yang baru? Kiranya inilah kehidupan; berkesinambungan.
Semua ada waktunya: ada tanggal terbit dan tanggal kadaluwarsa. Ada masa dimana sesuatu yang awalnya hangat akan berubah menjadi dingin bahkan basi.
Karenanya, jangan heran atas reaksiku saat mendengar kabar terbaru darimu. Rasaku padamu sudah basi sejak lama. Meskipun cukup lama waktu yang kubutuhkan berikut deretan usaha yang kuupayakan demi melupakanmu; saat rasa ini sampai pada tanggal kadaluwarsa, semua baik-baik saja.
Aku turut berbahagia saat mendengar kabar pernikahanmu. Lalu cepat lupa.
Karena kini, sudah ada dia yang memenuhi hati dan isi kepala!
*Ditulis di sesi pertemuan Reading Lights Writers' Circle. Tema: "Berakhirnya suatu masa..."
Happy Holidays – Some Gifts for You
2 days ago
0 comments:
Post a Comment