Dear kamu yang suka makan tempe, hehehe.....
Orang bilang pengalaman pertama itu penuh kesan. Kesannya bisa macam-macam: menyenangkan, tak terlupakan, menakutkan, memalukan, membingungkan, menantang, dan lainnya. Nah, ngomong-ngomong soal kesan pengalaman pertama, hari Sabtu kemarin (6/4) saya punya pengalaman pertama.
Dan kesannya sungguh menyenangkan, tapi tak semenyenangkan saat ketemu kamu kali pertama... #eaaaa.... Lupakan soal pertemuan kita kali pertama, cukup saya simpan dalam memori saja.
Saya sangat excited menyambut hari itu deh. Saya memutuskan bahwa hari Sabtu kemarin harus jadi hari yang menyenangkan. Sejak pagi, saat saya menumpang motor Fuzzie, saya sudah bernyanyi riang "have fun go mad...." berulang-ulang serupa merapal mantra, lirik yang itu-itu aja karena saya emang ga hapal lagunya.
Setelah kurang lebih satu jam naik motor, saya dan Fuzzie mampir ke Imah Seniman. Salah satu tempat wokeh untuk menghabiskan akhir pekan bersama orang-orang terkasih. Pasti menyenangkan.
Kami memotret kegiatan tamu Imah Seniman, dari mulai kegiatan mereka lomba masak, ATV, dan naik kuda. Mereka menyambut ramah dan mengizinkan kami memotret sepuasnya. Bahkan kami dikasih capcay hasil lomba masak.
Sayang, hari itu hujan, jadi kami ga bisa mengekplorasi Imah Seniman lebih jauh lagi. Saya suka dengan bangunan-bangunan di Imah Seniman. Dibuat dari kayu-kayu tua yang ga dicat ulang. Jadi kesan antik atau vintage jelas sekali terasa dari warna cat kayu yang pudar atau dari tekstur kayunya yang tidak teratur tapi tetap cantik. Kabarnya beberapa kayu didatangkan dari Jepara, kayu bekas teralis jendela atau kusen bangunan lama, diangkut ke sini dan dibikin jadi bangunan baru. Saya suka pintu di dua bangunan yang ada di sana. Antik banget. Ga sempet difoto keburu hujan....
Saat membangun Imah Seniman, pemiliknya yang namanya Pak Bob Doank, melarang menebang satu pohon pun. Bangunan-bangunan dan cottage hanya boleh dibangun dengan memanfaatkan lahan kosong yang ada. Saya curi dengar info ini saat Fuzzi wawancara wakil dari pihak pengelola. Saat Fuzzi wawancara saya sibuk dengan kamera. Potret sana-sini, terus potret kaki sendiri. :D
Saat membangun Imah Seniman, pemiliknya yang namanya Pak Bob Doank, melarang menebang satu pohon pun. Bangunan-bangunan dan cottage hanya boleh dibangun dengan memanfaatkan lahan kosong yang ada. Saya curi dengar info ini saat Fuzzi wawancara wakil dari pihak pengelola. Saat Fuzzi wawancara saya sibuk dengan kamera. Potret sana-sini, terus potret kaki sendiri. :D
Saya suka lantainya. Antik! |
Selesai wawancara, hujan pun reda. Perjalanan lanjut ke De Ranch. De Ranch ini adalah tempat wisata unik di Lembang, Bandung yang menyuguhkan wisata berkuda dengan latar alam pegunungan yang cantik dan sejuk. Konsepnya mengadopsi peternakan kuda ala Amerika. Berada di sana, rasanya menyenangkan sekali. Pemandangan dan suasana yang disuguhkan membuat merasa seolah sedang tidak di Bandung.
Di sana kami akan bertemu Aris dan Mbak Ocha yang memang bertugas meliput ke sana. Saya juga untuk tujuan liputan. Mbak Ocha akan menulis tentang profil De Ranch, sementara saya akan menulis tentang kegiatan berkuda serta manfaatnya. Dan terutama, saya ingin naik kuda.
Selesai wawancara, kami makan siang dulu. Karena saya sedang tidak nafsu makan belakangan ini, saya (dan teman-teman lain) beli tempe mendoan. Kamu pasti suka, mendoannya enak! Kabarnya jadi favorit di De Ranch. Pilihan makanan juga banyak yang lain kok. Jadi wisata kuliner pun bisa di sini.
Selesai wawancara, kami makan siang dulu. Karena saya sedang tidak nafsu makan belakangan ini, saya (dan teman-teman lain) beli tempe mendoan. Kamu pasti suka, mendoannya enak! Kabarnya jadi favorit di De Ranch. Pilihan makanan juga banyak yang lain kok. Jadi wisata kuliner pun bisa di sini.
Saatnya naik kuda..... Tak tanggung-tanggung, kami berkuda sambil berkostum ala koboi. Inilah kali pertama saya naik kuda. Iya, ini dia pengalaman pertama yang tadi saya maksud. Tapi ya pengalaman pertama naik kuda itu sebenarnya ga terlalu luar biasa sih. Saya masih lebih suka kesan waktu naik gajah zaman dulu banget waktu saya masih SD. Tapi tetap saja, pengalaman ke De Ranch hari itu rasanya sungguh sangat menyenangkan.
Sebenarnya saya agak takut kuda ini tiba-tiba ngamuk dan membawa saya kabur, halaaah.... Untuk mengalihkan pikiran buruk, saya ajak ngobrol jokinya yang mendampingi saya berkeliling satu putaran. Dari sang joki saya tau bahwa nama kuda yang saya tunggangi adalah Tinker Bell. Nama peri dalam kisah dongeng Peter Pan!
Berkuda ala kostum koboi hahahaa... ada fotonya tapi saya malu untuk dipublikasikan di sini. Jadi, saya tampilkan saja foto saat kami duduk-duduk di rerumputannya. Lihat latarnya adalah arena kuda blasteran impor yang sedang merumput serta pepohonan pinus dan cemara yang berjajar rapi. Di belakangnya lagi adalah kaki Gunung Putri.
It's so damn good place to visit. |
Dua gentong yang kami duduki ini menjadi semacam spot foto paling TOP di De Ranch |
Selain bisa berkuda, ada banyak pilihan kegiatan di sini, terutama untuk anak-anak. Bahkan kalau ga mau ngelakuin apa-apa pun, ya tinggal duduk-duduk saja di rumputnya yang nyaman. Tampak di kejauhan, Gunung Tangkuban Perahu dan Gunung Putri anggun berdiri. Betah ada di sana berlama-lama. Kalau bukan karena cuaca yang mendung dan waktu sudah sore, rasanya masih ingin duduk di rerumputan sambil terus puas-puasin foto-foto.
Hari itu sepertinya kami lebih banyak berpose sendiri daripada motret untuk kebutuhan liputan, hahaha.... Sayang kalau tempat seindah itu, cuaca yang begitu cerah dan semenyenangkan itu, dan kami yang juga sangat senang di hari itu tidak diabadikan dalam kamera. (Padahal narsis... :D).
0 comments:
Post a Comment