Showing posts with label baby's diary. Show all posts
Showing posts with label baby's diary. Show all posts

Friday, April 17, 2015

Diary Bumil #4: 10 Hal Yang Perlu Diketahui Bumil #9 Bulan

Thanks God It's Friday....

Ini kalimat juara yang kerap diucapkan oleh mereka (terutama) yang bekerja dari Senin hingga Jumat. Weekend akan selalu menjadi hari yang ditunggu-tunggu untuk bebas dari rutinitas kerja dan bisa memanjakan diri bersama orang-orang terdekat. Bagi saya pribadi, yang sedang menanti kelahiran bayi dan hampir tiap hari di rumah, kalimat ini tentu nggak terlalu bermakna,.. hehehee... Tapi thanks God bahwa cuaca mendung Jumat pagi di Bandar Lampung hari ini membuat mood menulis bersemi. 

Tulisan berikut lebih bersifat sharing, berdasar pengalaman pribadi dan informasi atau bacaan dari orang lain yang lebih ahli, baik itu dokter, bidan atau pun orang tua dengan pengalaman atau segala pengetahuan tradisional yang dipercaya turun temurun. 

Berikut beberapa hal yang baru saya ketahui, saya praktekkan dan mungkin menarik untuk bumil lain ketahui saat memasuki usia kandungan 9 bulan. 

#1 Asupan DHA/Omega 3

Memasuki trisemester ke-3 (7-9 bulan), adalah masa paling penting bagi perkembangan otak bayi. Untuk menunjang kebutuhan ini, dokter biasanya akan kasih vitamin yang mengandung DHA. Saya minum Inlacta namanya. Selain vitamin, sumber DHA bisa didapat dari makanan, seperti ikan salmon, udang, kepiting, biji kenari, minyak biji rami, dll. 

#2 Asupan Kalsium

Kalsium sangat penting untuk membentuk tulang yang kuat. Tapi nggak mudah memenuhi kebutuhan kalsium hanya dari makanan. Untuk itu, ibu hamil biasanya diberi vitamin kalsium dan sangat dianjurkan minum susu. 

Saya minum Prenagen. Awal kehamilan minum yang Emesis karena sering mual tapi sekarang saya minum yang Prenagen Mommy. Untungnya saya suka susu jadi nggak masalah.

Oh ya saya baru tahu, ternyata kekurangan kalsium dapat juga berakibat fatal untuk ibu. Bayi yang sedang tumbuh kembang ini, akan mengambil kalsium dari tubuh ibu. Hal ini bisa membuat sang ibu nantinya memiliki masa tulang yang kurang padat dan cepat keropos. 

#3 Menyiapkan Diri untuk Siap Menyusui

Dokter menyarankan untuk mulai minum asupan yang merangsang produksi ASI, seperti Lancar Asi, dll. Atau perbanyak makan sayur, terutama daun katuk yang dipercaya ampuh. Pijat payudara juga dianjurkan. Gunakan minyak zaitun ya (untuk masak/murni, bukan yang untuk pijat).

Saya ingin bisa menyusui secara eksklusif minimal 6 bulan. Semoga semuanya lancar jadi bisa terwujud. Amiin. 

Oh ya, menyusui ternyata dapat mencegah kanker pada ibu loh dan masih banyak lagi manfaat lainnya selain juga sangat baik untuk bayi. 

#4 Susah tidur

Saat perut makin besar, janin makin berat, maka keluhan sakit punggung atau pinggul tak terhindarkan. Duduk terlalu lama salah, berbaring miring salah, berbaring terlentang juga nggak nyaman. Untuk mengantisipasinya, nikmatilah saudara-saudara.... hehee.... Untuk meringankan keluhan, posisi tidur yang baik bagi ibu hamil adalah miring kiri (boleh juga balik ke kanan asal nyaman). Dan jang lupa, selipkan bantal dintara kedua kaki yang sedikit ditekuk (bayangkan posisi seperti orang yang agak meringkuk).

Ada juga tersedia bantal khusus ibu hamil, saya baru tahu bantal jenis ini kemarin saat mengunjungi toko online khusus bayi dan ibu hamil. Bentuknya didesain khusus agar ibu bisa tidur miring seperti yang tersebut di atas dengan lebih nyaman. Bantalnya agak aneh bentuknya.

Nih dia gambarnya:
Gambar diambil dari tipsibuhamil.com

#5 Haloo Kamar Mandi

Selain karena posisi tidur yang serba nggak enak dan serba salah, hal lain yang bikin bumil susah tidur adalah panggilan alam untuk sering bolak-balik kamar mandi. Seiiring dengan bertambah besarnya janin di dalam rahim, otomatis kandung kemih yang posisinya berdekatan dengan rahim akan tertekan hingga menyebabkan sering buang air kecil. Kenakan pakaian dalam berbahan katun atau sering ganti agar tetap nyaman dan tidak lembab. 

Dan jangan menahan buang air kecil karena bisa berakibat infeksi kandung kemih. 

#6 Banyaklah Jalan Kaki dan Lakukan Senam Hamil

Jalan kaki saat usia kandungan sudah sembilan bulan sangat dianjurkan demi kemudahan saat melahirkan secara normal. Tujuan utamanya adalah agar posisi kepala bayi berada di bawah dan mudah masuk ke jalan lahir. Jalan kaki berhubungan dengan gerak gravitasi bumi. Selain jalan kaki, ngepel atau mencuci sambil duduk jongkok juga boleh. 

Untuk mereka yang mengalami kaki bengkak saat hamil, bisa menyiasatinya dengan senam hamil atau jalan kaki di sekitar rumah saja, jadi kalau capek bisa langsung istirahat. Beruntung, saya tidak ada keluhan kaki bengkak atau varises yang mengganggu.

Oh ya untuk senam hamil, ada beberapa gerakan yang dianjurkan. Satu, tangan berpegangan pada sandaran kursi, kaki kanan lurus, kaki kiri melakukan gerakan melingkar (diputar) sebanyak 5-6 kali. Ulangi pada kaki kanan. Lakukan tiap pagi dan malam.

Kedua, berada dalam posisi merangkak, gerakkan badan ke depan sebanyak 5-6 kali setiap pagi dan malam.

Ketiga, berdiri dengan kaki dibuka selebar bahu. Secara perlahan, berjongkok lah dengan posisi punggung diusahakan tetap tegak. Berhenti beberapa saat, kemudian berdiri dan ulangi gerakan serupa sebanyak 5-6 kali setiap pagi dan malam. 

#7 Menghitung Gerakan Janin

Beberapa menyarankan untuk menghitung gerakan janin. Janin yang banyak bergerak menandakan janin yang sehat. Saat kita memperhatikan pola gerakan janin, kita mungkin akan hapal kapan saja waktu aktif dia bergerak.

Saya pribadi tidak pernah secara khusus menghitung gerakan janin saya. Soalnya janinnya sering gerak jadi saya pikir tidak perlu khawatir. Saya hapal kapan saja waktu janin aktif gerak, biasanya saat pagi hari, magrib atau malam menjelang tidur. Apalagi kalau saat-saat tersebut sang janin diajak bicara, didengarkan musik atau bacaan Quran, dia akan responsif. Atau satu lagi, saat ditinggal bapaknya keluar main atau kerja (terutama kalau ga dipamitin dulu).

#8 Bubur Kacang Hijau, Kelapa Muda, Minyak 

Makan bubur kacang hijau atau kelapa muda dipercaya dapat membuat bayi lahir dengan kulit lebih bersih. Selain itu kacang hijau juga baik gizinya dan juga baik untuk pertumbuhan rambut janin. 

Untuk minyak, baiknya diminum satu sendok saja setiap hari; dipercaya bisa membantu kelancaran proses kelahiran dan juga membuat bayi bersih. Ini resep tradisional, meski belum ada penelitian yang membuktikan secara khusus. Minyaknya minyak kelapa yang dibuat sendiri. Mama saya yang membuatkan untuk saya. Rasanya ringan, nggak selengket atau sekental minyak yang dijual di pasaran. 

Cara buatnya, kukus terlebih dahulu kelapa satu butir yang sudah diparut. Setelah itu kelapa tersebut diperas dan dimasak sambil diaduk-aduk hingga minyaknya keluar. Lalu pisahkan minyak dengan (kami menyebutnya) tahi minyak. Ups... Saya nggak tahu istilah lainnya. Intinya pisahkan minyak dengan residu yang terbentuk saat pembuatan minyak ini. 

#9 Latih Pernapasan

Saya pernah diajari untuk mulai berlatih olah napas yang penting saat nanti menghadapi kelahiran. Teknik pernapasan yang baik adalah menghirup napas dari hidung, buang lewat mulut secara perlahan, dan ngedennya jangan di tenggorokan tapi di bagian perut bagian bawah. Dan saya masih berlatih sekarang, no idea apakah tekniknya sudah benar atau tidak. 

Duuh nulis ini jadi takut ngebayangin nanti akan sesakit apa ya saat bayi seberat hampir 3 kilo berjuang untuk melihat dunia melalui vagina yang sempit. 

#10 Think Positive

Perihal rasa takut tadi, banyak yang bilang intinya harus selalu berpikir positif dan yakin bisa melalui proses kelahiran dan bisa menyusui dengan baik. Toh semua perempuan yang melahirkan bisa melaluinya.

Teknik hypnobirthing bahkan dipercaya dapat membantu proses kelahiran tanpa rasa sakit, yaitu dengan memaksimalkan afirmasi positif (sugesti) pada diri sendiri bahwa melahirkan adalah proses yang alami dan tubuh kita tahu cara mengatasinya. 

***


Sekali lagi tulisan ini sifatnya sharing. Saya bukan ahli, hanya seorang calon ibu yang sedang takjub menjalani proses kehamilan dan deg-degan menjelang proses kelahiran. 

Dan perlu diingat, setiap ibu hamil mungkin mengalami gejala yang tidak persis sama yang mungkin butuh penanganan atau tindakan antisipasi yang berbeda pula. 



Thursday, April 16, 2015

Diary Bumil #3: Menghitung Hari

Hari ini kamu tepat berusia (dalam kandungan) 9 bulan 10 hari. Menurut dokter, ini adalah usia matang janin untuk siap lahir ke dunia. Tapi kamu belum memberikan tanda-tanda yang signifikan perihal tersebut, kecuali rasa linu di bagian bawah sana yang datang sesekali.

"Kapan kita lahiran, Nak?" Melulu ini yang saya tanyakan. Rasanya udah nggak sabar untuk bertemu kamu. Apalagi kalau saya sedang dilanda kebosanan. Saya sangat berharap kamu bisa lahir bulan ini meski dokter memprediksi kamu akan lahir awal Mei. Dan saat USG kemarin (13/4), saya agak kecewa saat dokter bilang kamu belum masuk jalan lahir. Dan kalau dalam 2 minggu ke depan belum juga, kemungkinan untuk lahir secara normal jadi kecil... fiuuhh.... Semoga sebelum 2 minggu kamu sudah masuk jalan lahir ya, Nak. Saya percaya kita bisa. Saya akan banyak jalan pagi dan melakukan senam hamil lebih giat.

Kita sudah bekerjasama melewati sembilan bulan dengan baik meski kondisi saya sempat sangat lemah. Sempat di usia kandungan 6 bulan, kita mengalami flek (kabarnya karena kecapean) dan ari-ari kamu menutup jalan lahir, dan kalau nggak berubah berarti harus caesar. Tapi untungnya di bulan berikutnya, semuanya kembali normal. Tinggal selangkah lagi sekarang: masuk jalan lahir dengan baik lalu melahirkan dengan normal, sehat dan lancar. 

Gambar dari sini

Pada pemeriksaan kemarin, kami minta USG 4D. Dokter agak kesulitan mendapatkan gambar wajah kamu secara penuh karena ukuranmu sudah besar dan sudah memenuhi rahim. Baiknya USG 4D dilakukan saat usia kandungan 7 atau memasuki 8 bulan. Tapi, gemas sekali bisa melihat kamu (seperti) menguap lebar saat di USG. Kamu memang sering pose ya kalau diintip. Kata dokter kamu sedang menelan air ketuban. 

Pada USG 4D yang pertama (usia kandungan 5 bulan), kamu juga membuat kami gemas dengan pose tangan kirimu menempel di pipi saat kamu tidur miring. Dokter pun bahkan terkesan saat melihat layar yang menujukkan kaki kamu yang sebelah kamu angkat dan tumpukan ke lutut yang sebelahnya. Mengesankan sekali bagi saya bahwa janin bisa melakukan hal seperti itu. Itu persis gaya ayahmu saat ia berbaring sambil main game! 

Saat 4 bulan, kamu sudah pamer jenis kelamin. Dan saya sempat kaget karena perkiraan banyak orang (yang juga saya percayai) tentang jenis kelamin kamu ternyata meleset. Perkiraan tersebut memang masih didasarkan pada penampilan saya selaku ibu hamil, yang katanya kalau tampak lebih cantik maka janinnya perempuan, tapi kalau kucel kemungkinan laki-laki. Ternyata perkiraan menurut ukuran ini meleset. Baru setelah kamu agak besar, dan orang-orang melihat tampilan perut, baru deh banyak yang bener nebaknya.

Nama kamu sudah disiapkan, tapi kami belum menjatuhkan pilihan. Perlengkapan kamu sudah dibeli, sudah saya cuci dan setrika dengan rapi dan hati-hati sekali. Kadang-kadang saya intip dan merasa gemas sendiri liat baju-baju kecil mungil, kaus kaki yang juga berukuran sangat kecil. 

Saya nggak henti berdoa bahwa saat lahiran nanti adalah waktu terbaik untuk kita. Dalam hal: pertama dan utama, saat kondisi kita berdua sangat siap untuk bisa melahirkan (semoga bisa secara normal) dan tentunya diberi kemudahan, kelancaran dan kesehatan. Amiin. Syukur-syukur bisa melahirkan tanpa rasa sakit yang terlalu menyiksa. Kedua, saat hubby sedang di rumah atau dalam kondisi yang sangat memungkinkan untuk segera pulang ke rumah. Saya ingin didampingi dan ingin dia yang melafadzkan azan di telingamu nanti. Ketiga, di hari saat dr. Marzuqi sedang praktek. Maklum dokternya praktek di dua kota, jadi jadwalnya terbagi. 

Semoga terkabul, Amiin. *sangat berharap. 



Wednesday, January 21, 2015

Diary Bumil #2

Seneng deh weekend kemarin (Minggu/ 18) akhirnya bisa menghabiskan waktu sama Hubby di luar rumah. Setelah seminggu beliau ga di rumah, it was such a worthy quality time.

Sehari sebelumnya, si cabang bayi banyak gerak sampai bikin ga nyaman mak nya. Sehubungan dengan ini, sang emak pun udah dari awal usap-usap perut sambil bilang, "Kita mau jalan-jalan ya, Nak. Jadi yang anteng ya." Seperti yang sebelum-sebelumnya, sang cabang bayi seolah mengerti dan nurut. Seharian dia anteng, kalau pun gerak, geraknya wajar. Dan satu lagi yang penting, sang cabang bayi ga rewel bikin mak-nya bolak-balik kamar mandi. Maklum sejak masuk usia kandungan 5 bulan, gejala rajin bolak-balik kamar mandi pun dimulai. Katanya sih karena ukuran bayi yang kian besar, otomatis menekan kandung kemih sang ibu; yang kemudian berefek pada ingin buang air lebih sering. 

Berhubung hamil dan karena memang tidak banyak pilihan tempat jalan, dan seperti kebiasaan kami sebelumnya dan karena memang ini yang biasa saya minta, Hubby pun mengajak ke mall. Hehehe... Nggak masalah, yang penting pacalan...:D. Sejak pagi Hubby udah menyusun jadwalnya, bahwa jam segini dia ke sini, jam segono dia ke sono, dan jam sekian kita jalan. Deal!

Setelah nemenin Hubby shopping (Ini kebalik ya kan yaa?? Ya nggak sih?? Tapi ini nyata lho! heheh... :D), kami pun nonton di lantai atas mall yang paling sering saya kunjungi ini. Hubby yang milih filmnya, kayaknya sih udah browsing tentang film apa yang lagi diputer di bioskop. Pilihan jatuh pada "Assalamualaikum Beijing"; dan saya cukup menikmati film produksi anak negeri yang berlatar di Beijing ini. Filmnya ringan, diangkat dari novel, dan emang masih ada sedikit unsur sinetron (khususnya dalam hal happy ending) tapi filmnya cukup bikin kenyang dan menghibur. Bikin nangis juga (hehehe... saya mudah terharu memang... :p). Sebelum-sebelumnya, tiap kali nonton bareng, mungkin karena momennya yang emang lagi nggak ada film bagus, begitu keluar pintu bioskop perasaan ada rasa kurang gimana gitu. 

Oh ya, di akhir film, Asma (tokoh utama) yang mengidap suatu penyakit dinyatakan hamil. Penyakit ini membuatnya kemungkinan akan mengalami keguguran. Nah saat sang suami bertanya tentang kesiapannya menanggung risiko itu, Asma yang saat itu tidak bisa bicara karena penyakitnya, menuliskan di secarik kertas coklat: "Dia akan setangguh cinta ayah dan ibunya". 

Senyum sendiri bacanya, sambil usap perut. *Mentang-mentang hamil, berasa sinkron gini... Hahaha.... random deh bumil yang satu ini. :D

Satu lagi, di film ini ada adegan atau argumen antara dua tokoh utamanya (Asma dan panggil aja Cung-cung) tentang kenapa harus ada agama. Menurut Cung-cung bukankah agama yang memicu terjadinya perang dan kerusakan, karena banyak orang mengatasnamakan agama untuk berperang dan melakukan kerusakan. Argumen ini dibantah oleh Asma bahwa orang-orang yang menganut agama itulah yang mengatasnamakan agama itu sendiri, padahal agama tidak menganjarkan demikian. Dan bahwa justru jika tidak ada agama, kekejian dan perang akan lebih parah dan bukan sebaliknya. Intinya begitu lah kira-kira. 

Saat menonton bagian ini, saya ingat dengan pertanyaan Frisca, teman seperjuangan semasa di negeri Hitler dulu. Frisca bilang, kenapa sih manusia diberi hawa nafsu (seks--red.), sementara di satu sisi manusia diharamkan oleh agamanya untuk melampiaskan nafsunya sebelum menikah. Kan hal itu (istilahnya) nyiksa. Dulu waktu denger pertanyaan ini, saya juga bingung dan diskusi kami tidak membawa kemana-mana.

Sampai akhirnya suatu hari saya bertanya pada Ahmad, seorang teman editor yang lulusan IAIN. Ahmad bilang, intinya, justru disitulah seninya, letak ujiannya. Kalau nggak ada nafsu, lalu apa lagi yang harus dilawan atau dikendalikan? Ujian keimanan seorang manusia akan kehilangan maknanya jika tidak ada nafsu. 

Hmmm....lama saya cerna, saya sempat minta Ahmad untuk mengulang penjelasannya. Dipikir-pikir, iya juga ya. Kalau diistilahkan, nafsu ini istilahnya adalah sebagai apa ya, duuuh.... buntu...tapi rasanya ada istilahnya untuk hal semacam ini. Katalisator gitu? Kayaknya bukan deh. Ya, pokoknya gitu lah. 

Selesai nonton, kami sholat dan langsung meluncur ke mall yang satu lagi, untuk makan di Pizza Hut. Ibu hamil yang satu ini, udah lama ngidam makan Fusili-nya Pizza Hut. Jadi jangan heran, begitu seporsi fusili hangat dengan keju yang melumer hadir di depan mata, langsung ludes sodara-sodara. Untuk yang belum pernah ngidam, mungkin nggak kebayang gimana rasanya nemu makanan yang dipengen. Walau pun itu cuma makan bakso ikan kampung, misalnya. Ada rasa puas gimana gitu, hehehe.... Dan kayaknya karena faktor laper juga sih, soalnya sengaja tadi nggak makan siang demi seporsi fusili. Menu lain yang juga dipesan, ludes juga tuh ga nyisa. Wah, ini mah curiga lapar ya!

Selesai makan, mampir bentar di counter seorang teman, terus langsung meluncur pulang. Cuaca Bandar Lampung sore itu bersahabat deh, nggak hujan tapi juga ga panas sedari siang. Nyaman! Sernyaman hati di sore itu...ahiww... ;)











Thursday, January 15, 2015

Diary Bumil #1

Tepat 5 bulan, 2 minggu, 5 hari usia kamu hari ini. (Eh, kamu gerak-gerak begitu tulisan ini dibuat, padahal dari tadi kamu tenang. Mudah-mudahan ini tanda senang dan bukan protes ya, Nak? Ini kali pertama kamu ditulis di blog ini.)

Pukul 5 tadi kita sudah bangun untuk sholat dan mengaji. Lalu ngelamun bentar sambil mandangin kaca, trus buka-buka buku catatan. Pukul 6 kita sudah menuju dapur, makan bubur kacang hijau dan minum susu cokelat. Kemudian kita mencuci. Saat menjemur pakaian di lantai atas, hey Nak, Mataharinya anget banget ya. Sehabis jemur cucian, kita nggak langsung turun. Kita nggak mau melewatkan Matahari hangat hari ini. Kita duduk di atas genting yang menaungi kamar. Lalu kita mengobrol.

Tentang hangatnya Matahari hari ini. Hangat Matahari yang mungkin luput dinikmati dan disyukuri oleh orang-orang yang sibuk menyiapkan diri untuk bekerja. Kita tidak bekerja jadi tidak kalang kabut dari pagi dan beruntung bisa menyerap semangat pagi yang ditebar Matahari pagi pukul 8. Kita yang tidak bekerja saja kadang lupa untuk mensyukurinya.

Tentang doa-doa dan harapan untuk kamu. Ada banyak, Nak. Sampai saya (*kami belum sepakat ingin dipanggil apa olehmu nanti, karena itu masih pakai 'saya') terpikir apa kamu mungkin terbebani oleh harapan dan doa-doa kami. Mudah-mudahan tidak ya, Nak. Karena tiap orang tua ingin yang terbaik bagi anaknya. Sehat. Tumbuh kembang baik dan sempurna baik fisik dan mental (jiwa) di dalam sana. Shaleh. Berbakti pada orang tua. Penyenang hati orang tua. Cerdas (spiritual, intelektual, emosional, sosial, dll). Berakhlak baik. Santun laku dan tutur kata. Jujur lisannya dan terjaga. Dermawan. Berjiwa pemimpin. Jadi anak yang diridhoi Allah dan berezeki baik.

Masih banyak daftar doa untuk kamu, tapi ini yang sering, paling sering disebut.

Tentang keinginan saya untuk kembali menulis. Menulis puisi berbahasa inggris atau apa pun. Lalu mengirimnya ke writing prompts di website asing yang biasa dulu saya ikuti. Ini bermula saat kemarin saya kembali membuka email pengumuman kompetisi menulis dari sebuah website. Kali-kali aja bisa menang, terus jadi terkenal. Hahaha... kita tertawa saat membicarakan ini. Betapa pemimpi sekali ibumu ini. Tapi kemudian saya bilang bahwa semua bisa berawal dari mimpi. Bahwa kamu juga boleh bermimpi, kuncinya adalah mengerjakan segala sesuatunya dengan (melibatkan) hati. Karena katanya, Nak, apa pun yang datangnya dari hati akan sampai (nyentuh) hati lagi. Dan kalau kita sudah menyentuh hati orang, akan lebih banyak kemudahan dan kebaikan datang.

Tentang sinar Matahari yang baik untuk tulang kamu nanti. Karena ia membantu mengolah vitamin D yang sebagian kita dapat dari susu yang tadi kita minum.

Setelah cukup hangat, kita turun dan menyiapkan sarapan. Nyai puasa. Hubby (ayahmu) belum bisa pulang karena masih sibuk kerja, untuk kita katanya. Biar kamu terutama, Nak, tercukupi dengan baik segala kebutuhan dan tidak akan merasakan susah. Nah, jadi kita pun masak menu sederhana untuk kita berdua saja.

Selesai sarapan, Hubby menelpon. Ia berencana tidur pagi ini sebab semalaman bekerja. Semalam sebelum tidur, kami juga saling telepon dan membahas bakal nama kamu nanti dan beberapa hal lainnya. Dan seperti yang sudah-sudah, ayahmu selalu bilang untuk mencantumkan namanya di belakang namamu. Nggak masalah, nama belakang ayahmu kan cukup bagus dan nggak pasaran :D.

Dua hari yang lalu, kamu ingat nggak, kita ke toko buku dan buka-buka sejumlah buku nama bayi islami. Ada banyak sekali. Nanti kita lihat-lihat lagi ya dan pilih nama untuk kamu. Nama adalah juga doa katanya, jadi mesti milih dengan baik. Kita kemarin beli satu buku tipis tentang hypnobirthing--metode melahirkan tanpa rasa sakit. Hypnobirthing berkaitan erat dengan hypnosis yang secara ilmiah sudah terbukti. Metode ini menggunakan afirmasi positif (sugesti) untuk mempengaruhi alam bawah sadar untuk bekerja sesuai afirmasi.

Sejauh ini saya tidak terlalu mengkhawatirkan akan bagaimana nanti sakitnya saat melahirkan. Saya 'belum' terlalu ketakutan untuk hal ini. Mungkin karena belum dekat waktunya. Tapi, jelas saya sudah memikirkannya dan mengantisipasinya dengan membeli buku ini. Mudah-mudahan kita nanti bisa melewati persalinan normal dengan lebih lancar, sehat, aman, tidak terlalu menyakitkan dengan bantuan buku ini. Kita sudah melewati setengah perjalanan untuk bisa ketemu lho, Nak. Nggak kerasa ya?

Saya justru lebih takut akan mengalami baby blues--kabarnya fase yang biasa dialami ibu pasca melahirkan ini akan membuat mereka merasa sedih, cemas, sensitif, galau dan lainnya. Apalagi kemarin, seorang teman bilang bahwa tidak hanya itu; rasa sakit pasca melahirkan, kerepotan dan ketidaktahuan mengurus bayi tanpa pengalaman sebelumnya juga akan jadi tantangan tersendiri. Untuk ini, teman tersebut menyarankan untuk banyak baca buku parenting sejak sekarang. Dan sepertinya itu ide baik, sebab nanti mungkin tidak akan punya banyak waktu membaca seperti sekarang dan agar lebih siap.

Saya juga sempat terpikir bahwa entah kapan saya  bisa bekerja full time lagi, sebab harus mengurus kamu. Ada sedikit rasa gimana gitu. Bukan, bukan keberatan. Hanya gimana pun tetap ada keinginan punya kehidupan dan fungsi lain di luar rumah. Perihal ini, teman tersebut bilang bahwa saat punya bayi, ia justru lebih ingin tidak bekerja. Ia masih sering nangis saat berangkat kerja karena tidak tega meninggalkan bayinya. Hmmm... saya terharu mendengarnya; sampai sebegitunya ya ternyata.


***

Keinginan menulis puisi didahului dengan menulis diary ini. Nggak masalah. Saya justru merasa ada banyak hal terlewat yang belum sempat dituliskan perihal kehadiran kamu. Waktu 5 bulan bukan waktu yang sedikit. Tapi, mungkin kemarin-kemarin ada hal-hal yang harus dibenahi (yang menyita hati dan pikiran, misalnya) hingga tak tergerak untuk menulis setiap perkembangan kamu. Awal kehadiran kamu sudah ditandai dengan cobaan yang nggak mudah. Semoga hal itu nggak menggangu pertumbuhan kamu di dalam sana, justru menjadikan kamu anak yang kuat ya, Nak. Amiin.

Mungkin besok lusa, kita akan cerita tentang awal kehadiran kamu ya. Karena saya juga tak ingin melupa; karena tulisan adalah catatan sejarah diri; karena saya juga berharap kamu bisa membacanya suatu hari nanti, dan tahu bagaimana dan apa saja (meski sedikit) hal yang sudah kita bagi bersama sejauh ini.

Sehat terus ya, Nak.




Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...