Well, ini mungkin agak terlambat. Berhubung kemarin libur Lebaran saya pulang tanpa bawa laptop dan hanya modal smartphone yang kurang asyik untuk ketik panjang, jadi baru bisa me-review project untuk diri sendiri kemarin.
N-Ach Project digadangkan selama 2 minggu, dari total waktu yang ditentukan ada 3 kali saya alpa posting. Jadi, bisa dibilang proyek ini gagal (jika dilihat dari konsistensi terhadap janji). Tapi, untuk hal lain, misal dalam hal niat atau usaha untuk memenuhi target, hasilnya tidak terlalu buruk. Saya jadi lumayan produktif atau terpaksa produktif demi memenuhi janji pada diri sendiri.
Nah, dalam hal kualitas tulisan... oke saya mengaku, beberapa tulisan lahir karena dipaksa. Dan yang namanya terpaksa, kadang hasilnya ya maksa. Beberapa tulisan hadir sekedar hadir sebagai penggugur kewajiban. Tanpa ruh, tanpa isi. Tapi untungnya tidak semua tulisan. Semoga, hehehe....
Beberapa tulisan panjang memang terkesan sangat personal dan berani. Berani dalam artian saya mengungkapkan perasaan di media publik seberani itu. Terus terang untuk orang yang melankolis dan tertutup seperti saya (melabeli diri sendiri), hal tersebut kadang memalukan. Makanya saya lebih suka menulis puisi karena tidak harus gamblang menggambarkan keadaan. Tapi tetap saja, emosi dari tulisan bisa terbaca oleh orang lain--meski bisa saja mereka salah interpretasi.
Dan mungkin tulisan personal seperti itu, bagi sebagian orang, memalukan dan tidak penting. Karena katanya, hal-hal pribadi hendaknya tidak dibagi apalagi di publikasi. Entahlah.
Mungkin ini ada pengaruh dari bacaan yang saya baca belakangan, intinya tentang mengakui perasaan sendiri, mengenalinya, dan menerima. Saya jadi lebih santai membuka diri, menyatakan emosi. Saya tidak tahu apakah pemahaman saya akibat membaca bacaan tersebut yang kemudian turut mempengaruhi kondisi psikologi saya ada dalam kadar dan aplikasi yang benar, tapi yang pasti saya lebih nyaman. Nyaman terhadap adanya diri saya sebagai pribadi--seada-adanya saya.
N-Ach project: A desire to be effective or challenged sangat membantu saya untuk kembali produktif nge-blog. Sejak Agustus tahun 2012 lalu, blog ini nyaris tidak diisi. Pemiliknya mengalami disorientasi atau tiba-tiba lupa bagaimana cara menulis puisi. Cerpen apalagi---entah sejak kapan saya kehilangan kemampuan menulis fiksi.
Dipikir-pikir, tulisan review ini berubah jadi curcol. Penyakit deh! Hehehee...
Intinya, project kemarin ini yang membawa saya kembali "berpikir" untuk membuat blog lilalily yang tahun ini berusia 5 tahun tetap "bersuara". Dan proses kreatif dalam menulis blog pribadi seharusnya menjadi kegiatan menyenangkan, karena kontennya tidak harus yang berat, tapi lebih personal dan dekat. Kadang-kadang, kegiatan menulis terhambat karena merasa takut tulisan yang dibagi tidak penting. Padahal, selama tidak menyalahi hak asasi atau melukai orang lain, apa salahnya? Toh, judulnya juga blog pribadi. -->> (Ini lebih merupakan pesan untuk diri sendiri, hehhee... !)
Happy blogging... :)