Saya ingin sekali menulis tentang emosi yang membungkus hati saya belakangan ini. Tapi saya bingung mau menulis apa dan bagaimana untuk menjelaskan sejelas-jelasnya.
Ada rasa syukur dan ada juga rasa takut saat saya ingin menuliskannya.
Saya bersyukur bisa berada pada jenjang emosi seperti sekarang ini. Saya baru menginjaknya beberapa hari belakangan--sejak hari itu. Hari di mana saya menyadari sesuatu, dan memutuskan saat itu juga untuk menerima kesadaran tersebut. Seharusnya kesadaran itu menyakitkan--dan biasanya (sebelum hari itu) selalu menyakitkan. Tapi entah kenapa pada hari itu, ia justru terasa melegakan. Mungkin karena saya sudah lelah merasa sakit hingga sangat bosan, lalu beralih pada rasa lega yang nyaman. Atau mungkin karena hari itu, saya bisa berhasil menerima sepahit-pahit kenyataan, lalu mendapat berkah dipeluk rasa nyaman. Ya, saya sedang merasa sangat nyaman dengan diri saya yang sekarang, dengan kenyataan yang susah payah bisa saya mengerti dan terima. Saya punya firasat, ada hal besar yang lebih berharga dan baik sedang menunggu saya di depan sana. Semoga saja. Amin.
Tentang rasa takut yang tadi saya sebutkan, ah saya tidak tahu apakah baik membicarakannya di sini. Saya takut esok hari, rasa nyaman yang sedang membungkus saya sekarang ini akan hilang begitu saja. Saya yang labil ini takut akan mengalami jatuh terpuruk dan pesimis lagi. Saya takut bahwa firasat saya tentang sesuatu yang baik yang sedang menunggu saya itu sebenarnya hanya angan-angan belaka... Hmm... kalau sudah begini, saya terdengar negatif sekali ya. Jadi, saya hentikan di sini saja tentang poin ketakutan ini.
Intinya, saya sedang nyaman dengan diri sendiri dan apa yang saya punyai. Dan jujur, saya heran saya bisa senyaman ini. Saya melepaskan sesuatu, belajar merelakan, dan kehilangan, tapi saya justru menjadi nyaman. Lega dan ceria!
Saya belum dapat ganti atas kehilangan yang kemarin itu, tapi saya merasa baik-baik saja. Mungkin karena usaha mendapatkan atau memaksakan diri meraih apa yang bukan untuk kita adalah justru lebih menyusahkan.
Aduh ini ngomong apa sih malam-malam begini? Ya sudahlah, sekian dulu.